Jika Anda kesulitan mendatangkan trafik atau website Anda tenggelam dalam persaingan di mesin pencari, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk mencoba long tail keyword.
Long tail keyword yang menargetkan kata kunci bervolume kecil atau minim persaingan, digadang-gadang lebih efektif untuk mendulang trafik.
Mengapa Long Tail Keyword Penting?
Long tail keyword sebenarnya merupakan bagian besar dari semua penelusuran Google. Inilah salah satu alasan kuat mengapa long tail keyword penting untuk dijadikan sebagai strategi SEO dalam bisnis Anda.
Klaim di atas diperkuat dengan data Ahrefs yang menunjukkan ada 31 ribu kata kunci dengan pencarian lebih dari 100 ribu per bulan. Jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 3,8 miliar kata kunci yang memiliki kurang dari 10 pencarian per bulan. Artinya, 3,8 miliar kata kunci tersebut adalah long tail keyword.
Data Hitwise juga menunjukkan long tail keyword mendominasi seluruh trafik pencarian, di mana 18,5% merupakan fat head, 11,5% middle, dan 70% adalah long tail keyword. Bahkan menurut Backlinko, besarnya pencarian menggunakan long tail keyword, salah satunya, karena semakin meningkatnya pengguna internet yang melakukan pencarian dengan suara.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa long tail keyword yang tidak kompetitif karena memiliki volume pencarian rendah, dapat menjadi cara yang lebih efektif bagi Anda untuk bisa meraih peringkat satu di mesin pencari, alih-alih hanya menyasar short tail keyword yang memiliki tingkat persaingan tinggi.
Kamu mungkin bertanya, bagaimana website bisa meraih posisi rangking atas di mesin pencari jika menggunakan kata-kata kunci yang tingkat persaingannya rendah? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan lengkap long tail keyword dan cara menentukannya berikut ini.
Sebenarnya, Apa Itu Long Tail Keyword?
Long tail keyword adalah jenis kata kunci spesifik yang terdiri dari setidaknya tiga kata atau lebih. Karakteristik ini membuat volume pencarian long tail keyword lebih rendah jika dibandingkan dengan kata kunci satu-dua kata atau yang juga disebut “fat head” dan “short tail“.
Agar tidak bingung, simak contoh short tail keyword berikut:
Sementara contoh long tail keyword:
Dari perbandingan di atas, long tail keyword memiliki kata yang lebih banyak sehingga cenderung lebih spesifik dan akurat sesuai dengan kata kunci yang dicari.
Lalu jika dilihat dari volume pencarian “ciri-ciri artikel SEO friendly”, lebih sedikit yakni sejumlah 288 ribu, dibandingkan dengan kata kunci “SEO friendly” yang mencapai 127 juta.
Manfaat Long Tail Keyword
Riset Ahrefs menunjukkan ada 3,8 miliar kata kunci yang memiliki volume pencarian sangat rendah yakni hanya 10 pencarian saja per bulan. Data ini memperkuat klaim long tail keyword tidak kompetitif. Dari pada harus bersusah payah menyasar keyword utama yang tingkat persaingannya tinggi, tentu akan lebih efektif jika Anda memusatkan perhatian pada kata kunci yang lebih spesifik.
Inilah sederet manfaat long tail keyword:
1. Persaingan rendah jadi celah untuk meraih peringkat satu
Seperti yang telah disinggung di atas, long tail keyword patut dipertimbangan dalam upaya memudahkan akses artikelmu karena tingkat persaingan yang lebih rendah dibandingkan dengan short tail, sehingga memungkinkan website memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bisa nangkring di posisi atas mesin pencarian.
Mari lihat lagi perbandingan kata kunci “SEO friendly vs Ciri artikel SEO friendly”:
Volume kata kunci SEO Friendly dalam mesin pencarian mencapai 188 juta. Itu artinya, kamu harus bersaing dengan 188 situs untuk bisa berada di ranking satu di Google.
Sementara untuk kata kunci “Ciri-ciri artikel SEO friendly”, website milikmu perlu bersaing dengan 288 ribu saja. Jumlah persaingan yang rendah ini membuat kemungkinan artikel milikmu muncul di halaman pertama Google dan terlihat oleh pembaca jadi lebih besar.
2. Long tail keyword mendulang lebih banyak trafik
Long tail keyword memungkinkan kamu membahas banyak kata kunci sekaligus terkait satu topik. Dengan begitu, website milikmu juga akan muncul di setiap pencarian long tail keyword yang ditargetkan. Berbeda jika hanya menargetkan satu kata kunci utama saja.
Kombinasi long tail keyword dari satu kata kunci utama ini akan membuat website milikmu lebih accessible sehingga mudah ditemukan pembaca di mesin pencari. Hasil akhirnya tentu saja trafik yang lebih besar.
3. Long tail keyword lebih user friendly
Pengguna internet cenderung lebih sering menggunakan long tail keyword saat menginput kata kunci di mesin pencari karena metode ini dinilai memiliki akurasi lebih tinggi untuk menemukan artikel yang sesuai. Bisa dikatakan, long tail keyword merupakan bagian besar dari semua penelusuran Google.
Klaim tersebut didukung oleh data Ahrefs yang mencatatkan 92 persen dari semua kata kunci mendapatkan 10 pencarian atau kurang per bulan. Artinya, 92 persen dari semua kata kunci yang diketik ke mesin pencarian adalah long tail keyword.
4. Meningkatkan conversion rate
Long tail keyword dapat meningkatkan conversion rate atau jumlah pengunjung website yang melakukan aksi lanjutan atau menguntungkan pemilik bisnis seperti melakukan pembelian hingga subscribe.
Dalam hal ini contohnya, orang-orang yang memasukkan kata kunci “rekomendasi mesin kopi kapsul terbaik” cenderung lebih siap melakukan pembelian dibanding dengan mereka yang mencari dengan keyword “mesin kopi”.
Karenanya, long tail keyword yang spesifik bisa kamu jadikan sebagai ‘pancingan’ untuk membawa bisnismu lebih dekat dengan calon pembeli, di samping menaikkan trafik website.
Cara Menentukan Long Tail Keyword
Dengan beragam manfaat yang ditawarkan dalam memastikan konten Anda meraih peringkat atas di mesin pencari dan menggaet lebih banyak trafik, long tail keyword adalah strategi SEO yang patut Anda coba. Sudah siap menggunakan long tail keyword? Inilah beberapa cara untuk menentukannya:
1. Google “Penelusuran Terkait”
Anda bisa menentukan long tail keyword dengan melihat fitur “Penelusuran terkait atau related searches yang ada di bagian bawah halaman ketika melakukan pencarian dengan Google. Katakanlah Anda ingin mencari long tail keyword dari kata kunci utama “kucing flu”.
Maka yang perlu Anda lakukan adalah menginput “kucing flu” di kotak pencarian Google lalu tinjau bagian “Penelusuran terkait” yang berada di bagian bawah halaman hasil pencarian. Seperti yang terlihat dalam gambar di atas, hasil penelusuran terkait seperti “ciri-ciri kucing flu” hingga “makanan kucing flu”, bisa Anda jadikan sebagai long tail keyword untuk konten.
2. Fitur “Orang juga bertanya”
Kamu juga bisa memanfaatkan fitur kotak “Orang juga bertanya” yang muncul dalam hasil pencarian Google. Fitur ini akan menampilkan pertanyaan orang-orang terkait dengan kata kunci yang kamu masukkan di mesin pencari.
3. Google Autocomplete
Mencari long tail keyword juga bisa dilakukan dengan melihat hasil Google Autocomplete dari kata kunci yang kamu input di mesin pencari.
Namun begitu, kamu perlu melakukan riset mendalam karena kata-kata yang muncul sejatinya berasal dari kueri paling populer. Artinya, kata kunci dari Google Autocomplete berkemungkinan memiliki volume pencarian yang besar.
4. Pembahasan di komunitas online
Komunitas online seperti grup Facebook, Quora, hingga Kaskus, bisa jadi opsi tepat untuk menemukan long tail keyword mengingat banyak orang melakukan pembahasan dengan melempar atau memberikan jawaban tentang suatu topik. Kamu bisa memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan warganet sebagai bahan membuat artikel.
Katakanlah Anda ingin mencari pembahasan mengenai kucing flu di Quora. Hasil pencarian Quora akan menampilkan postingan pertanyaan orang-orang terkait topik flu. Dari situ, Anda bisa memilih beberapa pertanyaan untuk dijadikan sebagai kata kunci. Misalnya, “cara merawat kucing flu” atau “apakah manusia bisa tertular kucing flu”.
Long tail keyword bisa jadi strategi jitu SEO untuk mengoptimalisasikan performa konten dan website Anda di mesin pencarian. Ingat, selalu sediakan waktu untuk melakukan riset keyword secara berkala sebagai bekal untuk menghasilkan konten yang up-to-date dan informatif.
Agar mendapatkan kata kunci yang tepat, tidak ada salahnya untuk mencoba satu persatu tools penentu long tail keyword seperti yang telah dijelaskan di atas. Jika masih ada yang kurang jelas terkait long tail keyword, jangan ragu untuk bertanya lewat kolom komentar.
2 Responses